Cerita hijabku dimulai dari kampus, saat kuliah semester 3, pertengahan tahun 2007. Kuliah dan hidup mandiri, tinggal terpisah dari orang tua, membuat saya belajar banyak hal. Cerita ini bermula saat kampus saya sedang mengadakan acara kajian islami dan pengisi acara tersebut membacakan sebuah ayat dalam Al-Quran (Al-Ahzab : 59) tentang perintah menutup aurat. Saya yang sangat jarang sekali membuka Al-Quran, bahkan khatam pun belum pernah di usia 19 tahun saat itu, tersentak mendengar lantunan ayat suci itu dibacakan.
Ayat itu memerintahkan bagi wanita beriman untuk menutupkan aurat dan kain kudung sampai dada, agar mereka tidak diganggu. Sungguh ayat cinta yang luar biasa. DIA menjaga kehormatan wanita. Saya yang sering merasa terganggu, merasa nyaman dengan perintah itu. Hikmah datang. Keinginan berjilbab pun muncul, namun masih tertahan.
Saya mengutarakan keinginan saya pada teman yang baru saja berjilbab. Ingin tahu apa rasanya menutupkan kain di kepala dalam jangka waktu yang lama dan apa sebenarnya alasan dia untuk berjilbab. Teman saya yang sudah lebih mengerti itu menjelaskan, seberapa besar dan seberapa banyak amal yang kamu lakukan, apabila aurat kamu masih terbuka, maka semua pahala dan amal itu akan hilang, karena dihapus oleh dosa membuka aurat. Saya langsung menguatkan tekad untuk berjilbab.
Masa-masa setelah berjilbab tidak mudah bagi saya. Tantangan terbesar berasal dari orang yang paling dekat dengan saya, keluarga. Orang tua, terutama mama, kakak perempuanku satu-satunya, tidak setuju saya menggunakan jilbab. Mereka beralasan nanti saya tidak bisa pakai baju bagus, tidak modis, sulit dapat pekerjaan, terutama yang berstandar internasional, dsbg. Sedih? Jelas. Kecewa? Pasti. Rasanya sendirian, tidak ada yang membela, tidak ada yang menguatkan. Sempat menjadi ragu, namun tekad sudah ditangan.
Alhamdulillah. Kini sudah 4 tahun saya memebentengi diri dengan berjilbab. Bagi teman-teman yang ingin berjilbab, namun masih ragu, mari kuatkan tekad dan keyakinan. Percaya bahwa Allah SWT. akan selalu menjaga dan mencintai hamba-Nya yang patuh dan taat, melebihi cinta siapa pun di dunia ini. Yakinlah, karir, rezeki, dan jodoh, tidak akan hilang walaupun berjilbab :)
Alhamdulillah. Kini sudah 4 tahun saya memebentengi diri dengan berjilbab. Bagi teman-teman yang ingin berjilbab, namun masih ragu, mari kuatkan tekad dan keyakinan. Percaya bahwa Allah SWT. akan selalu menjaga dan mencintai hamba-Nya yang patuh dan taat, melebihi cinta siapa pun di dunia ini. Yakinlah, karir, rezeki, dan jodoh, tidak akan hilang walaupun berjilbab :)
Ini ceritaku, apa ceritamu?
No comments:
Post a Comment