Sunday, May 01, 2011

keep moving on!!!

Ini tentang klinik. Gak kerasa 1 bulan sudah saya menjadi mahasiswa klinik a.k.a. koass di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG UNPAD, Sekeloa. Banyak pelajaran baru yang saya dapat. Btw, kegiatan koas FKG ngapain aja ya? LUAR BIASA!
Hampir tiap hari bawa tool box, isinya bukan alat pertukangan pastinya, tapi bahan dan alat kedokteran gigi. Dalam 1 minggu, ada hari-hari yang dipakai untuk jalan-jalan cari pasien keliling kampung atau door to door buat memenuhi requirement klinik. Mau gak mau demi kelulusan. Sampai di kosan, biasanya tepar dan langsung tidur.

Banyak banget kejutan selama koass. Semangat klinik yang naik turun kayak jet coaster, pasien yang tiba-tiba ngebatalin janji, pasien gak bisa di hubungi, dan baru sebulan biaya hidup membengkak 2x lipat untuk beli bahan dan alat, bayarin pasien, dsbgnya. Semoga ini menjadi sedekah dan rezeki yang gak disangka-sangka.

Anywy, kenalin teman sekelompok koass saya (kelompok 2):
Ajeng. Dia bosnya kelompok. Nina. Dara berkacamata ini sekosan sama si bos. Far'ah. Si ibu rumpi, yang kalau ngobrol sama dia hebring banget deh. Hobi banget pulang kampung ke Jakarta. Monmon. Nanny wanna beLina. Dara batak ini sekosan sama si nanny. Irma. Gadis berkerudung yang hobi banget pulang kampung ke Subang. Dessie. Gadis berkerudung yang kadang gayanya sama persis kayak Irma, jadi suka ketuker. Shinta. Gadis manis yang kelihatannya bijak dan netral dalam masalah. Terakhir, saya sendiri, yang suka bikin rusuh di kelompok :p



Dulu, saya ingin sekali kuliah di teknik industri, tapi kata mama, jadi dokter enak, apalagi perempuan, kalau nanti punya suami dan ngelarang kerja di luar, seorang dokter masih bisa kerja alias buka praktek di rumah. Saya sih waktu itu manut aja. Dan jeng... jeng... Pengumuman SPMB memilihkan saya kuliah di FKG UNPAD. Alhamdulillah. Pilihan ke dua yang sebenarnya saya isi cuma untuk memenuhi persyaratan rayon.
Gak kebayang kuliah kedokteran gigi seperti apa. Waktu itu pendaftaran mahasiswa baru di Bandung. Saya senang dong, asyiiiik tinggal di Bandung, tapi ternyata kampusnya ada di Jatinangor. Dimana itu? Untung papa tau karena sering main golf di sana. 4 tahun tinggal di Jatinangor, ternyata ngangenin!
Lapangan bola yang dipakai untuk Student Day saat awal OSPEK, jembatan cincin, bis damri kaleng kerupuk, pisang ijo di gerbang, rumah makan A3, martabak mini ciseke, dll.


Okei, back to the topic.
Kuliah di FKG, gak hanya otak yang dipakai, tapi juga skill and art. Saya menjadi seniman disini.
Semester awal, saya harus mengukir lilin bentuk gigi, membuat adonan, dsbg.
"Im not an art worker" pikir saya waktu itu, tapi ternyata kedokteran gigi memang tidak terlepas dari itu. Masih banyak kejutan lain yang saya temui.
"Sabar sabar sabar" cuma itu yang bisa saya katakan.
Sekarang, saya menjadi dokter gigi muda. Selepas lulus sarjana (4 tahun), saya harus melanjutkan studi klinik. Rata-rata mahasiswa kedokteran lulus menjadi dokter atau dokter gigi selama 6 tahun (preklinik+klinik). Waktu yang tidak singkat, bukan?
Buat mahasiswa kedokteran gigi, kelulusan kami ditentukan oleh 3 faktor; diri sendiri, pasien, dan dosen. Baiklah, saya percaya, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Mari mengukir lilin dan cerita, merangkai bunga dan bahagia. Hihihi..

"Allahumma yassir walaa tu'assir (Ya Allah mudahkanlah jangan disukarkan)"

Insya Allah semoga perjuangan ini terbayar lunas dan tuntas suatu hari nanti. Amiiin :)




Ta-da for now. Keep moving on!!!

No comments:

Post a Comment