Hidup Sehat Bersama Cokelat
BANYAK orang beranggapan cokelat mengandung banyak kalori yang tidak baik untuk kesehatan, terutama bagi mereka yang bermasalah dengan berat badan dan jerawat. Ternyata keliru, cokelat justru baik untuk kesehatan. Benarkah?
Tidak banyak yang tahu kalau cokelat mengandung antioksidan flavonoids yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Cokelat berasal dari tanaman kakao dengan kandungan flavanols yang tinggi dan termasuk ke dalam golongan flavonoid phytochemical.
Lalu bagaimana dengan kandungan lemak yang ditemukan pada kakao? Kakao mengandung asam lemak jenuh, tetapi sebagian besar berupa asam stearat yang menurut beberapa penelitian tidak akan menaikkan kadar kolesterol darah seperti halnya asam lemak jenuh lainnya.
Asam lemak lainnya yang terkandung dalam biji kakao adalah asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh yang disebut palmitic fatty acid. Masalahnya, banyak produk cokelat yang dijual di pasaran sudah dicampur sedemikian rupa dengan bahan-bahan lain sehingga lemak yang terkandung di dalamnya menjadi mirip dengan lemak susu dan lemak-lemak jenuh lainnya. Hal tersebut yang membuat cokelat dianggap buruk bagi kesehatan.
Cokelat memiliki berbagai macam jenis dan warna, ada white chocolate dan dark chocolate. White chocolate mengandung cocoa butter, milk solid, gula, lecithin, dan beberapa rasa termasuk di dalamnya vanila. Cocoa butter ialah lemak yang berasal dari cocoa beans yang dihasilkan dari proses pembuatan cokelat dan cocoa powder. Cocoa butter mengandung sedikit rasa cokelat.
Sebagai salah satu kandungan dari bahan produksi cokelat, cocoa butter membuat panganan cokelat tetap padat saat diletakkan di suhu normal, dan dapat melumer dengan mudah ketika dinikmati.
Sedangkan dark chocolate mengandung berbagai zat yang memiliki efek positif bagi tubuh. Berdasarkan standar normal di Eropa, kandungan dalam dark chocolate biasanya minimal mengandung 43 persen cocoa.
Bagi para pecinta dark chocolate, mereka lebih sering mengonsumsi jenis cokelat ini dengan kandungan cokelat sebesar 70 persen. Zat yang terkandung di dalam dark chocolate terdiri dari gula, cocoa mass, kacang mete, cocoa butter, milk powder, soya lecithin, dan vanillin.
Dark chocolate juga mengandung zat seperti flavanoids, polyphenols, anti-oxidants, flavan-3-ols, dan theobromine di mana semua zat tersebut memberikan efek positif pada tubuh.
Dalam penelitian yang dilakukan Dunde University menemukan, partisipan yang mengonsumsi dark chocolate dapat mengurangi risiko tekanan sampai sekira 75 persen. Dari penelitian tersebut menunjukkan, terdapat efek positif untuk menyembuhkan penyakit hepatitis dan stroke.
Dr Denise O'Shaughnessy sebagai pimpinan dari tim Southampton di Inggris memaparkan, meminum secangkir cokelat dapat menurunkan risiko terkena serangan jantung. Ia juga mengatakan, kandungan flavanoid di dalam cokelat yang juga bisa ditemukan di dalam wine dapat menghindari penyakit jantung koroner.
Sementara dalam studi lain yang dilakukan di Jerman menunjukkan, dark chocolate mengandung polyphenols yang baik untuk kesehatan jantung.
"Partisipan yang rutin mengonsumsi sebatang cokelat tidak akan mengalami perubahan berat badan," ungkap Dr Dirk Taubert dari University Cologne.
Selain itu, peneliti dari University of California juga menemukan flavan-3-ols, yaitu zat kimia yang dipercaya dapat menurunkan risiko penyakit cardiovascular.
Dalam penelitian yang dilakukan University Hospital di Zurich mengungkapkan, "Sukarelawan yang mengonsumsi 40 gram dark chocolate dalam sehari memiliki tekanan darah yang normal. Mengonsumsi sebatang kecil dark chocolate per hari dapat meningkatkan kadar antioksidan di dalam tubuh seseorang dan memberikan efek positif pada tekadan darah serta jantung."
Tak hanya itu saja, penelitian lain yang dilakukan Scientific Journal Nature pada Agustus 2003 menjelaskan, dark chocolate memiliki kandungan antioksidan yang dapat melindungi hati dan arteri dari kerusakan. Mereka juga menemukan kandungan zat kimia di dalamnya yang bernama theobromine dapat menyembuhkan batuk.
No comments:
Post a Comment